Rabu, 18 November 2015

Naskah Drama = Malin Kundang

Malin Kundang
Created by Annisaa Solihah diilhami dari cerita rakyat Sumatera
            Pada zaman dahulu kala di sebuah desa daerah Sumatera terdapat gubug kecil , hiduplah seorang janda beserta anak semata wayangnya bernama Malin Kundang. Mereka hidup sangat miskin, ibunya hanya seorang nelayan dengan gaji yang tak menentu. Malin sangat berbakti kepada ibunya. Kini ia hanya mempunyai ibu, ayah Malin sudah pergi menghadap sang khalik sejak Malin masih kecil. Hingga suatu saat Malin memutuskan untuk pergi merantau ke negeri seberang agar bisa mengadu nasib dan merubah hidupnya dan ibunya kearah yang baik.
Di rumah
Ibu       :”Malin..anak ibu kamu sudah makan nak, sepertinya kamu terlihat sangat cape ini ibu sudah buatkan makanan ke sukaan mu”(melihat Malin pulang menangkap ikan)
Malin   : (Malin baru pulang dan membawa ikan tangkapannya) “iya bu Malin akan segera makan masakan ibu. Sekarang ikan tangkapan Malin sangat sedikit bu”
Ibu       :”gak apa-apa nak , ibu bersyukur kamu bisa mencari uang dengan halal”(Ibu mengelus-elus kepala Malin)
Malin   :”tapi bu Malin ngerasa sangat berdosa karena tidak bisa bahagiakan ibu, Malin ingin mempunyai banyak uang dan bisa bahagiakan ibu. Malin ingin nasib kita bisa lebih baik lagi dari sekarang bu. Apa perlu Malin merantau saja bu, orang lain saja banyak yang merantau dan sukses di negeri seberang?”(Malin memegang tangan Ibunya)
Ibu       :”tidak nak ibu gak mau kamu ninggalin ibu sendirian , ibu cuman punya kamu saja nak, kamu tau itu kan ?”
Malin   :”Malin janji , gak akan pernah lupa sama ibu. Jika suatu saat nanti Malin sukses Malin bisa bahagiakan Ibu. Tolong bu.. Malin mohon”
Ibu       :”Sudahlah nak, lebih baik kamu tidur saja sekarang besok kamu hendak bangun pagi untuk pergi melaut”
Malin   :”Baiklah bu tapi Malin mohon pertimbangkan keputusan Ibu tanpa restu Ibu , Malin tidak bisa berbuat apa-apa”
Ibu       :”Baiklah nak akan ibu pertimbangkan”
            Keesokan harinya Malin bangun pagi pagi dan bergegas untuk pergi ke laut mencari ikat bersama sahabatnya Amir.
Di laut sambil memancing
Amir    :”bagaimana hasil tangkapan ikan kemarin lin, apakah banyak?”
Malin   : “sekarang-sekarang hasil tangkapanku sangat sedikit Mir , aku bingung”
Amir    :”kenapa kamu bingung Malin”
Malin   :”aku ingin merantau tapi ibu tidak mengijinkanku”(Malin dengan penuh ekspresi sedih)
Amir    :”memang kenapa ibumu tidak mengijinkan”
Malin   :”Ibu takut kalau aku ninggalin Ibu sendiri”
Amir    :”oh begitu ya sudah kamu yakinkan saja ibu kamu agar mengijinkanmu pergi merantau. Kalau ibumu gak mau sendiri , tenang ada aku. Aku janji akan merawat ibumu saat kamu pergi merantau”
Malin   :”kamu mau membantuku merawat ibu. Kamu memang sahabat terbaikku amir, baiklah aku akan meyakinkan ibuku lagi doakan aku ya mir”
Amir    :”tentu aku pasti doakan kamu Malin”
Setibanya di rumah Malin langsung menghampiri ibunya yang sedang membereskan baju di lemari
Malin   :”Ibu , tolong ijinkan Malin pergi merantau . Malin janji tidak akan pernah melupakan ibu dan akan selalu bakti sama ibu . Malin ingin bahagiakan ibu, Malin mohon ijinkan Malin untuk pergi merantau ke negeri seberang bu. Ibu tidak akan sendiri aka nada Amir yang bersedia merawat Ibu”
Ibu       :”kamu yakin dengan keputusanmu nak?”
Malin   :”Malin sangat yakin dengan keputusan Malin bu demi bisa bahagiakan Ibu”
Ibu       :”baiklah nak , ibu akan ijinkan kamu pergi merantau . Ingat janjimu nak, jangan pernah lupakan ibu dan selalu berbakti pada Ibu”
Malin   :”akhirnya.. terima kasih bu. Malin akan selalu ingat janji Malin”
Keesokan harinya Malin pergi merantau . Ia diantarkan Ibu beserta Amir menuju kapal yang akan mengantarkannya pergi
Malin   :”Ibu Malin pamit ya tolong doakan Malin sukses nanti dan menjadi saudagar kaya”(Sambil memeluk ibu tercintanya)
Ibu       :”Ibu akan selalu doakan kamu nak, kamu hati hati ya disana jaga kesehatan jangan sampai kamu sakit”
Malin   :”Iya bu(Malin mencium tangan Ibunya). Amir aku titip Ibu ya. Tolong jaga Ibuku baik baik”(Malin memegang tangan Amir)
Amir    :”Iya lin, hati hati ya.”
Malin   :”Malin pamit ya . Sampai jumpa…”
Malin pun berangkat dengan menggunakan kapal. Setibanya di negeri seberang, Malin berjalan jalan mengitari hutan . Dan Malin bertemu dengan seorang gadis kayaraya dan cantik sekali. Malin langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu dan bermaksud untuk berkenalan
Malin   :”Subhanalloh cantik sekali gadis itu”(Malin memandang sang gadis dengan penuh takjub dan segera menghampirinya) “Cantik sekali kamu, bolehkah saya berkenalan dengan anda nama saya Malin dari negeri sebelah ?”
Dara    : (Begitu pula dengan Dara, ia langsung terpikat dengan ketampanan dari Malin dan dengan penuh senyum menjawab pertanyaan dari Malin) “Nama saya Dara”
Malin   :”oh Dara , nama yang sangat indah begitu pula dengan parasnya yang sangat cantik. Cocok sekali, anda tinggal dimana kalau boleh mari saya antar menuju rumah sambil berbincang-bincang”
Dara    :”Rumahku sebelah sana(sambil menunjuk ke arah rumah sebelah sana”
Malin   : (bergumam dalam hati) “megah sekali rumah gadis ini, apakah mungkin dia kaya raya . Bagaimana ini jika dia menanyakan tentangku”
Dara    : (bingung melihat Malin hanya diam saja) “Kenapa Malin kok diam saja. Mari mampir ke kediaman saya dan berbincang bincang”
Malin pun masuk ke rumah Dara , betapa terkejutnya Malin melihat kediaman gadis itu begitu mewah sangat berbeda sekali dengan kediamannya di desa yang hanya tinggal disebuah gubug tua. Tiba-tiba seorang pria tinggi dan berjenggot menghampiri Malin dan Dara yang sedang berbincang di ruang tamu. Dan pria itu adalah ayah dari Dara yang seorang saudagar kayaraya yang sangat sukses di negerinya
Ayah Dara       :”siapakah lelaki tampan ini nak?”
Dara                :”ayah, kenalkan ini Malin”
Ayah Dara       :”oh jadi namamu ini Malin , dari mana kamu berasal sepertinya saya baru lihat kamu disini”
Malin               :”Nama saya Malin saya memang sedang berkelana di daerah sini dan melihat gadis cantik dan langsung menghampirinya. Saya berasal dari negeri seberang”
Ayah Dara       :”mengapa kamu bisa pergi berkelana ke sini, bagaimana orangtuamu, apa profesimu?”
Malin               : (Malin bingung dengan pertanyaan ayah Dara dengan terpaksa ia berbohong. Malin takut jika ia mengatakan yang sebenarnya kalau dia seorang pria miskin . Ayah Dara tidak akan mengijinkan anaknya untuk mendekati Malin)” Saya seorang saudagar dari negeri seberang”
Ayah Dara       :”oh begitu”
Malin dan Dara pun saling mencintai dan mereka memutuskan untuk menikah beberapa 6bulan kemudian. Setelah menikah dengan Dara , Malin menjadi sukses dan kaya raya sebagai seorang saudagar. Hartanya berlimpah, ia memiliki beberapa kapal mewah. Setelah menikah Malin tidak pernah lagi mengunjungi ibunya ia nampak lupa kepada ibunya yang dia urusi sekarang hanyalah uang. Hingga suatu ketika Dara mengajaknya untuk pergi ke kampong halamannya
Dara                : “Suamiku , aku ingin sekali pergi ke kampong halamanmu dan bertemu sanak saudaramu disana”
Malin               :”Sudahlah istriku tidak perlu , sebenarnya aku sudah tidak punya siapa – siapa lagi disana. Ibuku sudah meninggal”
Dara                :”apa? Ibumu meninggal. Kapan? bukankah ibumu masih hidup”
Malin               :”Aku sendiri baru tahu dari temanku disana beberapa bulan yang lalu dan mengatakan bahwa ibuku sudah meninggal”
Dara                :”Oh sedih sekali berita ini aku sangat pilu mendengar kabar ini, kabar kematian dari ibu mertua yang aku belum pernah jumpai”
Malin               :”Ya sudah lebih baik kita doakan saja supaya ibuku baik baik saja di alam sana”
Sebenarnya Ibu Malin belum meninggal , Malin hanya tidak mau kalau Dara bertemu dengan ibunya yang sangat miskin. Malin malu dengan kondisi ibunya yang sebenarnya sehingga ia menyatakan kepada istrinya bahwa ibunya telah meninggal dunia. Sementara itu sang ibu didesa begitu merindukan Malin. Beliau sangat khawatir karena anaknya sudah 2 tahun tidak nampak pulang ia selalu berdoa kepulangan Malin dalam sholatnya.
Ibu                   :”Ya allah tolong jaga anakku disana , dan mudahkanlah ia dalam cita citanya. Semoga Malin bisa cepat pulang. Hamba sangat merindukan Malin anak hamba”
Setiap malam Ibu Malin selalu berdoa untuk anaknya . Ia selalu menanyakan kepada Amir tentang kepulangan Malin namun tak kunjung ada kabar.
Ibu                   :”mir, kamu sudah dapat kabar dari Malin nak? Kapan Malin hendak pulang. Ibu sudah tak sabar menanti kepulangan Malin”
Amir                :”belum , Amir belum dapat kabar sedikitpun dari Malin bu”
Ibu                   :”ibu sangat khawatir mir, Malin sudah 2 tahun ini gak ada kabar dan gak pulang – pulang .Bagaimana keadaan Malin diluar sana”(Ibu menangis)
Amir                :”jangan bersedih bu Amir yakin jika suatu saat Malin pasti akan pulang dan membawa kabar baik untuk Ibu lebih baik kita selalu berdoa untuk Malin disana”
Ibu                   : “semoga Malin gak akan lupa sama ibu yang sudah tua renta ini ya mir”
Amir                :”Ibu jangan bilang begitu , Malin pasti akan selalu ingat dengan janjinya pada Ibu”
Beberapa bulan kemudian sebuah kapal mewah tiba di kampung halaman Malin, hal ini sontak saja mengagetkan warga sekitar karena sampai saat ini sangat jarang sekali sebuah kapal mewah tiba di desanya. Kabar ini terdengar oleh Amir dan memprediksi mungkin saja itu kapal Malin. Malin pulang…
Amir                :”Ibuuuuuu….. Ibu dimana buuuuuu…”(Sambil berteriak memanggil Ibu Malin)
Ibu                   :”Ada apa mir mengapa kamu berlari lari seperti itu?”
Amir                :”Maaaamaaliiinnn buuu…”
Ibu                   :”Malin? Malin kenapa mir, jelaskan pada ibu”
Amir                :”Malin pulang buuu. Malin pulang dengan menggunakan kapal mewah”
Ibu                   :”Apa Malin pulang, alhamdulilah ya allah akhirnya Malin pulang juga . Ayo Mir kita pergi menyambut Malin mungkin saja Malin sedang menunggu kita”(Ibu menangis terharu)
Setibanya di kapal , benar saja itu Malin dengan membawa istrinya. Lalu sang Ibu pun menghampiri Malin dengan penuh rasa bahagia akhirnya anak semata wayangnya telah kembali dan memakai pakaian yang compang - camping.
Ibu                   :”Maliiinnnn anakkuuu…. Akhirnya kamu pulang juga nak, ibu sangat senang sekali sudah lama ibu menanti kepulanganmu nak, kenapa kamu baru pulang sekarang ibu sudah lama menantimu nak” (Ibu memeluk Malin dengan penuh kerinduan)
Dara                :”Malin siapa wanita tua miskin compang camping ini , apakah dia benar ibu mu. Bukankah kamu bilang kalau Ibu mu itu sudah meninggal Malin” (Dara menanyakan pada Malin dengan penuh tanda Tanya)
Malin               :(mendorong tubuh ibunya dengan sangat keras hingga sang Ibu terjatuh ke atas tanah)”Lepaskan tangan kotormu ini wanita tua. Aku tidak kenal denganmu
Betapa kagetnya Amir dan Ibu serta warga desa melihat tindakan kasar Malin kepada ibunya.
Amir                :”apa apaan kamu ini Malin. Ini Ibumu tega sekali kamu bersikap seperti itu pada ibu kandungmu sendiri”
Malin               :”mana mungkin aku mempunyai ibu miskin seperti ini , yang benar saja aku ini orang kaya gak mungkin aku punya silsilah keluarga sama wanita miskin ini. Ayo istriku kita kembali saja”
Ibu                   :”Malin tega sekali kau ini pada ibu yang sudah mengandungmu”
Malin               :”mana mungkin aku terlahir dari wanita sepertimu, kamu sepertinya sudah gila, lebih baik sekarang kamu pergi jangan pernah muncul lagi dihadapanku”(Malin sambil mengusir ibunya)
Ibu                   :”astagfirulloh Malin, anak durhaka kamu sampai tidak mengakui ibu ini. Hanya karena harta berlimpah kamu melupakan ibu. Ingat janjimu kepada ibu”
Amir                :”yang gila itu kau Malin bukan Ibu, jangan bilang seperti itu pada ibumu sendiri atau kamu akan rasakan azabmu Malin”
Dara                :”Malin apakah benar semua ini Malin, kenapa kamu berbohong selama ini”
Malin               :”Aku tidak berbohong ibuku sudah meninggal, wanita tua gila ini hanya mengaku ngaku saja sebagai ibuku. Hey wanita tua cepat kamu pergi sekarang atau semua pengawalku akan menyingkirkanmu dari sini”
Ibu                   : (betapa hancurnya hati Ibu mendengar perkataan itu keluar dari mulut anaknya) “Durhaka kau Malin , bersikap seperti ini pada ibumu . Kukutuk kau jadi batu”
Malin               :”kita pergi saja dari sini istriku”

Betapa sakitnya hati seorang Ibu dengan apa yang telah dilontarkan anaknya itu. Beliau pun berdoa agar anaknya mendapatkan balasan atas perbuatannya itu.Malin pun pergi dengan istrinya menggunakan kapal mewah itu. Tiba tiba diperjalanan angin topan sangat kencang menerpa kapal Malin Kundang . Semua penumpang dan awak kapal meninggal termasuk istri Malin. Petir menyambar ke tubuh Malin dan tiba tiba seluruh tubuh Malin mengeras dan menjadi batu .

                                                      ----TAMAT---

Jangan Lupa Follow Instagram = annisaa06

Follow twitter : Niezha_mamis

and my chanel on youtube Annisaafulful

Tidak ada komentar:

Posting Komentar