Malin Kundang
Created by
Annisaa Solihah diilhami dari cerita rakyat Sumatera
Pada
zaman dahulu kala di sebuah desa daerah Sumatera terdapat gubug kecil ,
hiduplah seorang janda beserta anak semata wayangnya bernama Malin Kundang.
Mereka hidup sangat miskin, ibunya hanya seorang nelayan dengan gaji yang tak
menentu. Malin sangat berbakti kepada ibunya. Kini ia hanya mempunyai ibu, ayah
Malin sudah pergi menghadap sang khalik sejak Malin masih kecil. Hingga suatu
saat Malin memutuskan untuk pergi merantau ke negeri seberang agar bisa mengadu
nasib dan merubah hidupnya dan ibunya kearah yang baik.
Di rumah
Ibu :”Malin..anak ibu kamu sudah makan nak,
sepertinya kamu terlihat sangat cape ini ibu sudah buatkan makanan ke sukaan
mu”(melihat Malin pulang menangkap ikan)
Malin : (Malin baru pulang dan membawa ikan
tangkapannya) “iya bu Malin akan segera makan masakan ibu. Sekarang ikan
tangkapan Malin sangat sedikit bu”
Ibu :”gak apa-apa nak , ibu bersyukur kamu
bisa mencari uang dengan halal”(Ibu mengelus-elus kepala Malin)
Malin :”tapi bu Malin ngerasa sangat berdosa karena
tidak bisa bahagiakan ibu, Malin ingin mempunyai banyak uang dan bisa
bahagiakan ibu. Malin ingin nasib kita bisa lebih baik lagi dari sekarang bu.
Apa perlu Malin merantau saja bu, orang lain saja banyak yang merantau dan
sukses di negeri seberang?”(Malin memegang tangan Ibunya)
Ibu :”tidak nak ibu gak mau kamu ninggalin
ibu sendirian , ibu cuman punya kamu saja nak, kamu tau itu kan ?”
Malin :”Malin janji , gak akan pernah lupa sama
ibu. Jika suatu saat nanti Malin sukses Malin bisa bahagiakan Ibu. Tolong bu..
Malin mohon”
Ibu :”Sudahlah nak, lebih baik kamu tidur
saja sekarang besok kamu hendak bangun pagi untuk pergi melaut”
Malin :”Baiklah bu tapi Malin mohon pertimbangkan
keputusan Ibu tanpa restu Ibu , Malin tidak bisa berbuat apa-apa”
Ibu :”Baiklah nak akan ibu pertimbangkan”
Keesokan harinya Malin bangun pagi
pagi dan bergegas untuk pergi ke laut mencari ikat bersama sahabatnya Amir.
Di laut sambil memancing
Amir :”bagaimana hasil tangkapan ikan kemarin
lin, apakah banyak?”
Malin : “sekarang-sekarang hasil tangkapanku sangat
sedikit Mir , aku bingung”
Amir :”kenapa kamu bingung Malin”
Malin :”aku ingin merantau tapi ibu tidak
mengijinkanku”(Malin dengan penuh ekspresi sedih)
Amir :”memang kenapa ibumu tidak mengijinkan”
Malin :”Ibu takut kalau aku ninggalin Ibu sendiri”
Amir :”oh begitu ya sudah kamu yakinkan saja ibu
kamu agar mengijinkanmu pergi merantau. Kalau ibumu gak mau sendiri , tenang
ada aku. Aku janji akan merawat ibumu saat kamu pergi merantau”
Malin :”kamu mau membantuku merawat ibu. Kamu memang
sahabat terbaikku amir, baiklah aku akan meyakinkan ibuku lagi doakan aku ya
mir”
Amir :”tentu aku pasti doakan kamu Malin”
Setibanya di rumah Malin langsung
menghampiri ibunya yang sedang membereskan baju di lemari
Malin :”Ibu , tolong ijinkan Malin pergi merantau .
Malin janji tidak akan pernah melupakan ibu dan akan selalu bakti sama ibu .
Malin ingin bahagiakan ibu, Malin mohon ijinkan Malin untuk pergi merantau ke
negeri seberang bu. Ibu tidak akan sendiri aka nada Amir yang bersedia merawat
Ibu”
Ibu :”kamu yakin dengan keputusanmu nak?”
Malin :”Malin sangat yakin dengan keputusan Malin
bu demi bisa bahagiakan Ibu”
Ibu :”baiklah nak , ibu akan ijinkan kamu
pergi merantau . Ingat janjimu nak, jangan pernah lupakan ibu dan selalu
berbakti pada Ibu”
Malin :”akhirnya.. terima kasih bu. Malin akan
selalu ingat janji Malin”
Keesokan harinya Malin pergi merantau
. Ia diantarkan Ibu beserta Amir menuju kapal yang akan mengantarkannya pergi
Malin :”Ibu Malin pamit ya tolong doakan Malin
sukses nanti dan menjadi saudagar kaya”(Sambil memeluk ibu tercintanya)
Ibu :”Ibu akan selalu doakan kamu nak, kamu
hati hati ya disana jaga kesehatan jangan sampai kamu sakit”
Malin :”Iya bu(Malin mencium tangan Ibunya). Amir
aku titip Ibu ya. Tolong jaga Ibuku baik baik”(Malin memegang tangan Amir)
Amir :”Iya lin, hati hati ya.”
Malin :”Malin pamit ya . Sampai jumpa…”
Malin pun berangkat dengan
menggunakan kapal. Setibanya di negeri seberang, Malin berjalan jalan mengitari
hutan . Dan Malin bertemu dengan seorang gadis kayaraya dan cantik sekali.
Malin langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu dan bermaksud
untuk berkenalan
Malin :”Subhanalloh cantik sekali gadis itu”(Malin
memandang sang gadis dengan penuh takjub dan segera menghampirinya) “Cantik
sekali kamu, bolehkah saya berkenalan dengan anda nama saya Malin dari negeri
sebelah ?”
Dara : (Begitu pula dengan Dara, ia langsung
terpikat dengan ketampanan dari Malin dan dengan penuh senyum menjawab
pertanyaan dari Malin) “Nama saya Dara”
Malin :”oh Dara , nama yang sangat indah begitu
pula dengan parasnya yang sangat cantik. Cocok sekali, anda tinggal dimana
kalau boleh mari saya antar menuju rumah sambil berbincang-bincang”
Dara :”Rumahku sebelah sana(sambil menunjuk ke arah
rumah sebelah sana”
Malin : (bergumam dalam hati) “megah sekali rumah
gadis ini, apakah mungkin dia kaya raya . Bagaimana ini jika dia menanyakan tentangku”
Dara : (bingung melihat Malin hanya diam saja) “Kenapa
Malin kok diam saja. Mari mampir ke kediaman saya dan berbincang bincang”
Malin pun masuk ke rumah Dara ,
betapa terkejutnya Malin melihat kediaman gadis itu begitu mewah sangat berbeda
sekali dengan kediamannya di desa yang hanya tinggal disebuah gubug tua.
Tiba-tiba seorang pria tinggi dan berjenggot menghampiri Malin dan Dara yang
sedang berbincang di ruang tamu. Dan pria itu adalah ayah dari Dara yang
seorang saudagar kayaraya yang sangat sukses di negerinya
Ayah Dara :”siapakah lelaki tampan ini nak?”
Dara :”ayah, kenalkan ini Malin”
Ayah Dara :”oh jadi namamu ini Malin , dari mana
kamu berasal sepertinya saya baru lihat kamu disini”
Malin :”Nama saya Malin saya memang
sedang berkelana di daerah sini dan melihat gadis cantik dan langsung
menghampirinya. Saya berasal dari negeri seberang”
Ayah Dara :”mengapa kamu bisa pergi berkelana ke
sini, bagaimana orangtuamu, apa profesimu?”
Malin : (Malin bingung dengan
pertanyaan ayah Dara dengan terpaksa ia berbohong. Malin takut jika ia
mengatakan yang sebenarnya kalau dia seorang pria miskin . Ayah Dara tidak akan
mengijinkan anaknya untuk mendekati Malin)” Saya seorang saudagar dari negeri
seberang”
Ayah Dara :”oh begitu”
Malin dan Dara pun saling mencintai
dan mereka memutuskan untuk menikah beberapa 6bulan kemudian. Setelah menikah
dengan Dara , Malin menjadi sukses dan kaya raya sebagai seorang saudagar. Hartanya
berlimpah, ia memiliki beberapa kapal mewah. Setelah menikah Malin tidak pernah
lagi mengunjungi ibunya ia nampak lupa kepada ibunya yang dia urusi sekarang
hanyalah uang. Hingga suatu ketika Dara mengajaknya untuk pergi ke kampong halamannya
Dara : “Suamiku , aku ingin sekali
pergi ke kampong halamanmu dan bertemu sanak saudaramu disana”
Malin :”Sudahlah istriku tidak perlu ,
sebenarnya aku sudah tidak punya siapa – siapa lagi disana. Ibuku sudah
meninggal”
Dara :”apa? Ibumu meninggal. Kapan? bukankah
ibumu masih hidup”
Malin :”Aku sendiri baru tahu dari
temanku disana beberapa bulan yang lalu dan mengatakan bahwa ibuku sudah
meninggal”
Dara :”Oh sedih sekali berita ini aku
sangat pilu mendengar kabar ini, kabar kematian dari ibu mertua yang aku belum
pernah jumpai”
Malin :”Ya sudah lebih baik kita doakan
saja supaya ibuku baik baik saja di alam sana”
Sebenarnya Ibu Malin belum meninggal
, Malin hanya tidak mau kalau Dara bertemu dengan ibunya yang sangat miskin.
Malin malu dengan kondisi ibunya yang sebenarnya sehingga ia menyatakan kepada
istrinya bahwa ibunya telah meninggal dunia. Sementara itu sang ibu didesa
begitu merindukan Malin. Beliau sangat khawatir karena anaknya sudah 2 tahun
tidak nampak pulang ia selalu berdoa kepulangan Malin dalam sholatnya.
Ibu :”Ya allah tolong jaga anakku
disana , dan mudahkanlah ia dalam cita citanya. Semoga Malin bisa cepat pulang.
Hamba sangat merindukan Malin anak hamba”
Setiap malam Ibu Malin selalu berdoa
untuk anaknya . Ia selalu menanyakan kepada Amir tentang kepulangan Malin namun
tak kunjung ada kabar.
Ibu :”mir, kamu sudah dapat kabar
dari Malin nak? Kapan Malin hendak pulang. Ibu sudah tak sabar menanti
kepulangan Malin”
Amir :”belum , Amir belum dapat kabar
sedikitpun dari Malin bu”
Ibu :”ibu sangat khawatir mir,
Malin sudah 2 tahun ini gak ada kabar dan gak pulang – pulang .Bagaimana
keadaan Malin diluar sana”(Ibu menangis)
Amir :”jangan bersedih bu Amir yakin
jika suatu saat Malin pasti akan pulang dan membawa kabar baik untuk Ibu lebih
baik kita selalu berdoa untuk Malin disana”
Ibu : “semoga Malin gak akan lupa
sama ibu yang sudah tua renta ini ya mir”
Amir :”Ibu jangan bilang begitu ,
Malin pasti akan selalu ingat dengan janjinya pada Ibu”
Beberapa bulan kemudian sebuah kapal
mewah tiba di kampung halaman Malin, hal ini sontak saja mengagetkan warga
sekitar karena sampai saat ini sangat jarang sekali sebuah kapal mewah tiba di
desanya. Kabar ini terdengar oleh Amir dan memprediksi mungkin saja itu kapal
Malin. Malin pulang…
Amir :”Ibuuuuuu….. Ibu dimana buuuuuu…”(Sambil
berteriak memanggil Ibu Malin)
Ibu :”Ada apa mir mengapa kamu
berlari lari seperti itu?”
Amir :”Maaaamaaliiinnn buuu…”
Ibu :”Malin?
Malin kenapa mir, jelaskan pada ibu”
Amir :”Malin pulang buuu. Malin pulang dengan menggunakan kapal mewah”
Amir :”Malin pulang buuu. Malin pulang dengan menggunakan kapal mewah”
Ibu :”Apa Malin pulang,
alhamdulilah ya allah akhirnya Malin pulang juga . Ayo Mir kita pergi menyambut
Malin mungkin saja Malin sedang menunggu kita”(Ibu menangis terharu)
Setibanya di kapal , benar saja itu
Malin dengan membawa istrinya. Lalu sang Ibu pun menghampiri Malin dengan penuh
rasa bahagia akhirnya anak semata wayangnya telah kembali dan memakai pakaian
yang compang - camping.
Ibu :”Maliiinnnn anakkuuu…. Akhirnya
kamu pulang juga nak, ibu sangat senang sekali sudah lama ibu menanti
kepulanganmu nak, kenapa kamu baru pulang sekarang ibu sudah lama menantimu nak”
(Ibu memeluk Malin dengan penuh kerinduan)
Dara :”Malin siapa wanita tua miskin
compang camping ini , apakah dia benar ibu mu. Bukankah kamu bilang kalau Ibu
mu itu sudah meninggal Malin” (Dara menanyakan pada Malin dengan penuh tanda Tanya)
Malin :(mendorong tubuh ibunya dengan
sangat keras hingga sang Ibu terjatuh ke atas tanah)”Lepaskan tangan kotormu
ini wanita tua. Aku tidak kenal denganmu
Betapa kagetnya Amir dan Ibu serta
warga desa melihat tindakan kasar Malin kepada ibunya.
Amir :”apa apaan kamu ini Malin. Ini
Ibumu tega sekali kamu bersikap seperti itu pada ibu kandungmu sendiri”
Malin :”mana mungkin aku mempunyai ibu
miskin seperti ini , yang benar saja aku ini orang kaya gak mungkin aku punya
silsilah keluarga sama wanita miskin ini. Ayo istriku kita kembali saja”
Ibu :”Malin tega sekali kau ini
pada ibu yang sudah mengandungmu”
Malin :”mana mungkin aku terlahir dari
wanita sepertimu, kamu sepertinya sudah gila, lebih baik sekarang kamu pergi
jangan pernah muncul lagi dihadapanku”(Malin sambil mengusir ibunya)
Ibu :”astagfirulloh Malin, anak
durhaka kamu sampai tidak mengakui ibu ini. Hanya karena harta berlimpah kamu
melupakan ibu. Ingat janjimu kepada ibu”
Amir :”yang gila itu kau Malin bukan
Ibu, jangan bilang seperti itu pada ibumu sendiri atau kamu akan rasakan azabmu
Malin”
Dara :”Malin apakah benar semua ini
Malin, kenapa kamu berbohong selama ini”
Malin :”Aku tidak berbohong ibuku sudah
meninggal, wanita tua gila ini hanya mengaku ngaku saja sebagai ibuku. Hey
wanita tua cepat kamu pergi sekarang atau semua pengawalku akan menyingkirkanmu
dari sini”
Ibu : (betapa hancurnya hati Ibu
mendengar perkataan itu keluar dari mulut anaknya) “Durhaka kau Malin ,
bersikap seperti ini pada ibumu . Kukutuk kau jadi batu”
Malin :”kita pergi saja dari sini
istriku”
Betapa sakitnya hati
seorang Ibu dengan apa yang telah dilontarkan anaknya itu. Beliau pun berdoa
agar anaknya mendapatkan balasan atas perbuatannya itu.Malin pun pergi dengan
istrinya menggunakan kapal mewah itu. Tiba tiba diperjalanan angin topan sangat
kencang menerpa kapal Malin Kundang . Semua penumpang dan awak kapal meninggal
termasuk istri Malin. Petir menyambar ke tubuh Malin dan tiba tiba seluruh
tubuh Malin mengeras dan menjadi batu .
----TAMAT---